Wednesday, March 10, 2010

Warkah Lelaki Tanpa Hati

Ahlan wasahlan....

Dah lama blog ini tidak terisi... jumaat lepas dengar cerita ini dari salah seorang sahibah dalam usrah. Kebetulan, hari ini terjumpa isinya... Alhamdulillah dengan izinNya dapatlah kami kongsi di blog ni dengan semua pengunjung blog ini dan juga sebagai bahan untuk usrah keluarga.

~picture by foureyes from devianArt

Warkah Lelaki Tanpa Hati
Yang terhormat Ustaz Hasssan Al-Banna:

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apakah anda pernah mendengar tentang lelaki tanpa hati? Maaf jika hati yang dimaksudkan merupakan salah satu anggota tubuh dari daging yang berwarna merah, yang menarik dan melepaskan darahnya, tentu saja lelaki itu memilikinya.

Dia mengetahui akan kebaikan meskipun kecil, dia juga mengetahui tempat-tempat keburukan meskipun samar-samar.

Seringkali dia merasa benar jika membaca perilaku seseorang dari wajahnya dan dia juga dapat memberi isyarat akan hal itu. Akan tetapi dia tidak memiliki hati. Jika bertemu dengan teman lamanya yang tidak bersua, dia menyalaminya dengan menggenggam tangannya dengan penuh erat bahkan memeluknya. Namun hatinya tetap beku sama sekali tidak terpengaruh. Dia memberi nasihat kepada orang lain, "Jadilah kalian begini dan jadilah kalian begitu”, serta menyebutkan berbagai dalil dan alasan namun hatinya semakin keras dan tdak terpengaruh.

Dia tersenyum kala menerima berita gembira,dia juga mengernyitkan dahi saat menerima berita duka. Akan tetapi, kegembiraan dan kesedihannya hanyalah reaksi alami, sedangkan hatinya tetap diam dan tidak tergoncang.

Dia menyatakan cinta dan benci kepada seseorang. Ketika melihat hatinya, hatinya tetap diam tanpa memberi apa-apa penjelasan.

Dia berdiri dan menunaikan solat dan berusaha khusyu’,membaca Al-Quran dan berusaha memusatkan perhatiannya. Ketika menunaikan solat, membaca bacaan solat dengan nada-nadanya, sehingga orang-orang pun berkata, ”Dia type orang yang khusyu’”. Akan tetapi ketika meraba hatinya,dia mendapati hatinya tuli dan tidak khusyu’, walaupun memahami apa yang dibaca.

Ini adalah gambaran yang sebenarnya terjadi kepada hati lelaki tersebut. Saya tidak melebih-lebihkan atau menguranginya. Menurut anda, apakah anda dapat mengatakan bahawa hatinya hati orang-orang pada umumnya?

Saya dianugerahi akal tetapi hati saya telah hilang, saya merasakan pemikiran saya menyala-nyala, bekerja dan menunjukkan keberadaannya. Akan tetapi apabila saya ingin merasakan hal itu pada hati saya, sama sekali tidak menemukannya. Saat ini anda telah mendengarkan tentang seorang lelaki yang tidak memiliki hati.

Dia adalah seorang pemuda yang membaiat anda dan anda mengambil sumpah setia darinya. Apakah anda rela jika salah seorang tentera anda hidup tanpa hati? Apakah anda dapat membantu menghidupkan hatinya agar bergerak dan merasakan apa yang telah diucapkan oleh lisannya.

Ini adalah penyakit salah seorang tentera anda yang akan membuat anda sedih sekiranya mengetahuinya. Oleh kerana itu saya tidak menyebutkan namanya,hingga saya memberitahu anda akan kesembuhannya.

Wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh.

~picture by plectrude from devianArt

Jawapan Imam Hassan Al-Banna

Saudaraku,

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Saya telah membaca suratmu dan sangat terpegun oleh kejujuran bahasamu, keindahan keberanianmu, lembutnya kesedaranmu dan hidupnya hatimu.

Saudaraku, engkau bukan orang yang hatinya mati seperti yang engkau kira, akan tetapi engkau adalah seorang pemuda yang perasaannya tajam, jiwanya bersih dan nuraninya lembut. Seandainya tidak bersifat demikian tentulah engkau tidak menuduh dirimu dan tidak engkau ingkari perasaanmu. Akan tetapi besarnya semangat dan jauhnya tujuan, membuatmu terasa kecil urusanmu yang sangat besar dan engkau mengharapkan tambahan untuknya. Tidak ada masalah dalam urusan itu dan memang itu harus terjadi.

Saya merasakan apa yang engkau kira, saya berjalan sebagaimana engkau berjalan, dan saya berusaha untuk mengajukan beberapa nasihat. Jika nasihat-nasihat tersebut bermanfaat bagimu dengan melaksanakannya engkau lihat dapat menghapus dahaga serta mengubati sakitnya hatimu, maka Alhamdulillah atas Taufiq-Nya. Namun jika tidak demikian maka saya senang untuk bertemu denganmu agar kita saling bekerjasama untuk mendiagnosa penyakit dan menentukan ubatnya.

Berteman dengan orang-orang yang khusyu’yang selalu merenung, berbaur dengan orang-orang yang selalu berfikir dan menyendiri,dekat dengan orang-orang yang bertaqwa dan soleh, yang dari mereka terpancar hikmah dari wajah mereka terpancar cahaya dan hati mereka bertambah dengan makrifat dan jumlah mereka sedikit adalah ubat yang mujarab. Berusahalah berteman dengan orang-orang yang seperti mereka, selalu bersama mereka kembali kepada mereka dan engkau sambung rohmu dengan roh mereka, jiwamu dengan jiwa mereka serta engkau habiskan kebanyakan waktu kosongmu bersama mereka. Hati-hatilah dari orang-orang yang mengaku-ngaku. Carilah orang-orang yang kondisinya membuatmu bangkit, perbuatannya membawamu berbuat baik dan jika engkau melihatnya, maka engkau akan mengingat Allah.

Berteman dengan orang-orang yang seperti ini adalah salah-satu ubat yang paling mujarab, kerana watak manusia sering mencuri, sehingga hati terpengaruh oleh hati dan jiwa pun mengambil dari jiwa. Oleh kerana itu, berusahalah untuk menemukan jiwa-jiwa yang soleh sebagai teman.

Saudaraku, berfikir, berzikir di waktu-waktu yang bersih, menyendiri, bermunajat , merenungi alam yang indah serta menakjubkan, menggali rahsia keindahan dan keagungan dari alam, meneliti dengan hati yang berzikir dengan lisan tentang pengaruh keagungan yang mencegangkan serta hikmah yang agung ini, termasuk hal yang memberi kehidupan kepada hati dan menyinari pojok-pojok kalbu dengan keimanan dan keyakinan.

Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

~picture by darkprinceluca from deviantArt

Saudaraku selanjutnya berfikir tentang masyarakat, melihat berbagai penderitaan, kebahagiaan, kesulitan dan kemakmuran, serta menjeguk orang yang sakit, menghiburkan orang-orang yang tertimpa bencana,dan mengenali sebab sebab kesengsaraan yang berupa pembangkangan, kekafiran, penzaliman, pelanggaran, sikap mementingkan diri sendiri, egois, terpedaya oleh hal-hal yang semu, semua ini merupakan sentuhan bagi dawai-dawai hati, yang menyatukan cerai-berainya, dan menghidupkannya dari kematian. Maka berusahalah agar keberadaanmu menjadi penghibur bagi orang-orang sengsara dan tertimpa bencana. Tidak ada hal yang terpengaruhnya lebih kuat, terhadap perasaan dari berbuat baik kepada orang-orang yang sangat memerlukan, membantu orang-orang yang teraniaya, atau membahagi rasa dengan orang yang susah dan sedih.

Saudaraku, hati ada di tangan Allah. Dia merubahnya sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh kerana itu, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, agar Dia memberi kehidupan kepada hatimu, membuka dadamu dengan iman dan melimpahkan keyakinan kepadamu, sebagai anugerah serta nikmat dari-Nya. Berdoalah diwaktu-waktu mustajab, dan waktu-waktu sahur kerana berdoa di waktu sahur umpama anak panah yang meluncur yang tidak berhenti sampai ke ‘Arsy. Saya tidak meragui keikhlasanmu dalam mencapai tujuan dan kejujuran dalam pengakuanmu.

~picture from mukhiddin from devian Art

Allah SWT berfirman yang bermaksud:

“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Maidah:27)

Wallahua'lam...

0 comments:

Doa Rabitah

اللهم اِنّكَ تَعْلَم اَنّ هَذِهِ القُلُوبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيعَتِكَ فَوَثِّقِ اللهمَ رَابِطَتَهَا وَاَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَ
سُبُلَهَا وَامْلَئَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِي لا يَخْبُو وَاشْرَحْ صُدُورَهَا بِفَيْضِ الاِيمَانِ بِكَ وَجَمِيلِ التَوَكُّلِ عَلَيْكَ وَاحْيِهَا اللهم عَلَى دِينِكَ وَاَمِتْهَا عَلَى الشَهَادَةِ فِي
سَبِيْلِكَ اِنَّكَ نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَصِيْرِِ

Ya Allah, Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berkumpul kerana mengasihi-Mu, bertemu untuk mematuhi (perintah)-Mu, bersatu memikul beban dakwah-Mu, hati-hati ini telah mengikat janji setia untuk mendaulat dan menyokong syariat-Mu, maka eratkanlah ya Allah akan ikatannya. Kekalkan kemesraan antara hati-hati ini. Tunjukkanlah kepada hati-hati ini akan jalan-Nya (yang sebenar). Penuhkan hati ini dengan cahaya Rabbani-Mu yang tidak kunjung malap. Lapangkanlah hati-hati ini dengan limpahan iman / keyakinan dan keindahan tawakkal kepada-Mu. Hidup suburkan hati-hati ini dengan makrifat (pengetahuan sebenar) tentang-Mu. (jika Engkau mentakdrikan mati) maka matikanlah pemilik hati-hati ini sebagai para syuhada’ dalam perjuangan agama-Mu. Engkaulah sebaik-baik sandaran dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, perkenankanlah permintaan ini…